Senin, 10 Agustus 2020

REFLEKSI Modul PPG (sekedar sharing)

 Bismillaah,


Setelah saya mempelajari modul KB 1 hingga KB 4 bertema "Konsep Dasar Ilmu Pendidik", pertama saya ucapkan alhamdulillaah atas segala ilmu baru yang telah Allaah berikan diperantarai program PPG ini.

Seakan saya dibukakan mata hati, pengalaman mengajar saya selama kurang lebih sepuluh tahun belum cukup mengkristalkan filosopi makna dan hakikat dari dunia pendidikan yang saya geluti. Namun setelah membaca dan memahami modul tentang konsep dasar rasional landasan ilmu pendidikan, karakteristik peserta didik, teori belajar dan implikasinya, serta perkembangan kurikulum di Indonesia. Ternyata selama ini pemahaman saya masih parsial atau terkotak-kotak. 

Sekarang saya melihat ada benang merah antara peran kita sebagai guru dalam sebuah tatanan besar yang bernama "pendidikan'. Dengan menyadari peran kita, mengoneksikan konsep dengan aktualisasi diri terasa lebih cerah.

Jika diintisarikan maka pada modul ini kita dibekali dengan :

1. memberi gambaran utuh tentang apa dan bagaimana dunia pendidikan,  dasar-dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pendidik agar tidak hanya mentrasformasi ilmu namun juga membangun karakter melalui serangkaian perencanaan pembelajaran, aktualisasi hingga evaluasi pembelajaran.

2. Penting bagi kita sebagi pendidik untuk memahami siapa saja dan bagaimana kondisi peserta didik. dengan begitu kita akan menganggap peserta didik sebagai pelaku dari transformasi ilmu, membangu mentalitas sebagai pencari ilmu dan nilai-nilai yang harus di adaptasi untuk menjadi manusia yang utuh.

3. saya pernah membaca statemen sebagai berikut : metode lebih penting dari pada materi, dan guru lebih penting dari pada metode. Artinya penting bagi kita mendesain sebuah skenario, menjadi sutradara yang apik. Membuat alur cerita pembelajaran pada taraf perencanaan hingga pembelajaran itu berlangsung. Teori belajar memperkaya kita dengan ilmu bagaimana kita memposisikan diri seolah sebagai peserta didik yang akan mengadaptasi baik ilmu maupun nilai-nilai. Sehingga dengan demikian, kita akan mengedapankan sisi kemanusiaan yang memiliki kemampuan, minat dan bakat yang berbeda dalam menyerap ilmu. Dengan demikian menurut saya tolak ukur keberhasilan seorang guru itu bukan ditentukan oleh kepala sekolah maupun orangtua, tapi justru oleh peserta didiknya. Keberhasilan guru utamanya tercermin pada perubahan positif yang dialami oleh peserta didiknya. Perubahan positif itu bisa jadi macam-macam indikatornya, dari mulai pemahaman  akan materi pelajaran, rasa antusias  dalam mengikuti proses pembelajaran, dan yang paling penting adalah sejauh mana peserta didik menikmati proses belajar yang dijalaninya tersebut.

4. perjalanan sejarah wajah pendidikan Indonesia yang telah bergonta-ganti kurikulum sebanyak sepuluh kali. Saya jadi faham bagaimana para pendahulu kita, pakar-pakar pendidikan dan akademisi berjuang merumuskan racikan demi membangun sumber daya manusia Indonesia. Terlepas dari keunggulan dan kelemahannya, perubahan kurikulum harus disikapi dan dimaknai sebagai upaya untuk membuat  skema bangunan pendidikan yang utuh, yang telah mengalami berbagai penyempurnaan.

Pada persfektif ini, jujur saya sebagai orang yang mengaku sebagai pendidik mungkin masih jauh dari kriteria guru ideal dengan segala pesonanya. Namun saya akan tetap berusaha menjadi manusia yang selalu belajar kapanpun dimanapun dalam situasi apapun. Insyaallaah.

Demikian, semoga menginspirasi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

foto untuk refleksi